Apakah waktu luangmu sering terbuang percuma? Waktu tiba-tiba berlalu tanpa ada satu hal bermakna yang kamu dapatkan. Tentu, perasaan tersebut kadang menimbulkan rasa bersalah atau tidak nyaman.
Nah, jika sudah demikian, saatnya kamu berubah. Ada berbagai aktivitas yang bisa kamu lakukan dan membuat waktumu terasa bermakna. Salah satunya adalah dengan membaca.
Sudah bukan rahasia lagi jika membaca menghadirkan beragam manfaat, seperti meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Tidak hanya itu, membaca ternyata juga dapat mengurangi rasa stres, lho. Menurut Journal of College Teaching and Learning, kebiasaan membaca buku selama tiga puluh menit setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah, frekuensi detak jantung, dan juga stres. Manfaat tersebut diperkirakan akan sama efektifnya dengan kamu melakukan yoga maupun menyaksikan komedi.
Sebagai bahan bacaan, ada berbagai rekomendasi buku yang kamu pilih. Buku-buku ini bisa menjadi amunisi untuk mengembangkan diri dan membentuk kebiasaan yang lebih baik lagi. Apa saja? Simak daftar lengkapnya di bawah.
Big Potential
Big Potential merupakan karya penulis kenamaan Amerika Serikat, Shawn Achor. Melalui buku ini Achor berusaha menunjukkan cara membuka sumber potensi yang tersembunyi di dalam diri kita.
Ia menjabarkan, dalam mengejar kesuksesan kadang seseorang begitu terlarut dalam kompetisi sehingga menjadi terisolasi dan tidak terhubung dengan orang lain. Padahal hal tersebut justru akan membatasi potensi dan membuat seseorang lebih mudah stres.
Achor kemudian menjelaskan, jika kamu ingin mencapai potensi terbaik, ada tiga jenis orang yang harus ada di circle-mu, yaitu:
- The Pillars: Orang-orang yang bisa memberikan dukungan dan menjadi tempat bersandar di keadaan sulit
- The Bridges: Orang-orang yang bisa menghubungkanmu dengan kesempatan baru.
- The Extenders: Orang-orang yang bisa mendorongmu keluar dari zona nyaman.
Think Again: The power of Knowing What You Don't Know
Think Again karya Adam Grant merupakan buku terlaris New York Time nomor 1. Di sini Grant menjabarkan mengenai seni kritis berpikir ulang, yakni belajar mempertanyakan pendapat kita dan membuka diri terhadap pikiran orang lain sehingga bisa menjadikan kita lebih bijaksana serta unggul di tempat kerja.
Menurut Grant, banyak orang biasanya melihat kecerdasan sebagai kemampuan untuk berpikir dan belajar. Namun, di dunia yang berubah dengan serba cepat, ada seperangkat keterampilan kognitif lain yang mungkin lebih penting, yaitu kemampuan untuk memikirkan kembali dan meninggalkan apa yang sudah tidak relevan.
Dalam hidup, banyak orang yang menyukai kenyamanan keyakinan daripada ketidaknyamanan keraguan. Padahal, jika pengetahuan adalah kekuatan, maka mengetahui apa yang tidak kita ketahui adalah kebijaksanaan. Kita perlu menjadikan ketidaktahuan dan kesalahan sebagai pertanda kalau kita perlu meningkatkan kompetensi.
Atomic Habits
Atomic Habits menjadi salah satu buku yang tengah hits di kalangan milenial. Buku karya James Clear ini masuk ke dalam New York Times Best Seller. Melalui Atomic Habits, Clear mengungkapkan, kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan seseorang nyatanya akan membawa dampak besar ke depannya.
Selama ini orang banyak mengira ketika ingin mengubah hidup, maka perlu memikirkan hal-hal besar. Namun, Clear menemukan cara lain. Dia tahu, perubahan nyata sejatinya berasal dari efek gabungan ratusan keputusan atau perubahan kecil yang kemudian disebut atomic habits. Sebagai contoh, kamu mengerjakan dua push up sehari, bangun tidur lima menit lebih awal, atau menahan sebentar keinginan untuk menelepon. Berbagai perubahan tersebut dipercaya akan mengikis kebiasaan buruk seseorang dan menjadikannya lebih baik.
Untuk membuat kebiasaan baru dapat terlaksana secara otomatis, Clear menyebutkan empat prinsip. Prinsip tersebut adalah dengan menjadikan kebiasaan itu terlihat, menjadikannya menarik, menjadikannya mudah, dan menjadikannya memuaskan.
The Book of Forbidden Feeling
Selanjutnya adalah The Book of Forbidden Feelings karya penulis sekaligus seniman Indonesia, Lala Bohang. Buku yang berbentuk illustrated poetry ini mengandung berbagai makna yang begitu dalam tapi sekaligus dapat mengurai luka siapapun pembacanya.
Melalui buku ini Lala Bohang seperti menghadirkan cermin yang merefleksikan perasaan tergelap dan terdalam manusia, khususnya para perempuan. Perasaan yang selama ini sering disembunyikan atau takut diketahui orang itu, sejatinya adalah hal yang manusiawi. Misalnya mengenai patah hati, kesendirian, kesepian, dan berdialog dengan diri sendiri.
Ketika membacanya kamu akan diajak untuk jujur dan terbuka dengan perasaan-perasaan tersebut. Meskipun akan menimbulkan luka saat membukanya, tapi hal itu justru akan membuatmu merasa lebih hidup.
When Breath Becomes Air
Rekomendasi terakhir adalah When Breath Becomes Air yang merupakan buku autobiografi seorang ahli bedah saraf Amerika Serikat, Paul Kalanithi. Buku ini menceritakan kisah Kalanithi yang pada umur 36 tahun--saat dia tengah mendekati puncak karier--didiagnosis menderita kanker paru (metastasis) stadium akhir. Ini merupakan cerita yang unik sekaligus menyentuh tentang hidup dan pengetahuan kala kematian seseorang telah dekat.
Kalanithi membawa siapapun kepada perjalanan yang luar biasa sensitif, menakjubkan, dan terkadang memilukan melalui perjuangannya dengan penyakit mematikan. Ia menjelaskan bagaimana menjalani hidup yang baik atau setidaknya hidup yang cukup baik. Hal itu untuk menjawab sebuah pertanyaan penting, yakni bagaimana seseorang menjalani kehidupan yang bermakna?
Kalanithi pun akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 2015 lalu. Namun, karyanya ini masih terus dibaca dan membantu banyak orang untuk menemukan hidup yang bermakna.
Nah, menarik bukan bahasan dari buku-buku di atas? Jadi, tunggu apa lagi, isilah waktu luangmu dengan membaca dan rasakan manfaatnya.