Memulai bisnis pertama tentu bukanlah perkara mudah. Sekalipun skalanya kecil-kecilan, kamu pasti akan terus bertanya-tanya apakah bisnismu akan sukses. Itu memang wajar terjadi karena ada banyak hal yang kamu pertaruhkan saat menjalankan bisnis pertama, mulai dari modal, karier sebelumnya, waktu, dan masih banyak lagi.
Kendati diliputi berbagai pertanyaan besar, kamu tetap perlu mengapresiasi langkah beranimu memulai bisnis skala kecil. Sebab, juga banyak orang yang mengurungkan niat berbisnis karena diliputi ketakutan yang mendalam.
Nah, untuk mengatasi segala keraguan dan ketakutan itu ada baiknya jika kamu memahami berbagai tantangan yang jamak dihadapi saat memulai bisnis kecil-kecilan. Tentunya, cari jalan keluar dari setiap tantangan yang muncul. Kira-kira apa saja? Simak ulasan selengkapnya berikut.
Kehadiran dan loyalitas pelanggan menjadi salah satu kunci mengembangkan bisnis dalam skala kecil. Sayangnya, perjalanan mendapatkan pelanggan bukanlah hal mudah. Faktornya bermacam-macam, seperti profil pebisnis yang kurang dikenal; produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau minat pasar; promosi yang tidak tepat sasaran; adanya pesaing yang sudah menguasai lini bisnis tersebut; dan lain sebagainya.
Dalam beberapa studi, masalah pelanggan juga kerap disorot. Misalnya, kondisi pelanggan yang tak menentu membuat bisnis-bisnis kecil tidak bisa bertahan lebih dari 10 tahun. Namun, akan lain cerita jika kamu sudah bisa mengantisipasi masalah keberadaan pelanggan itu.
Dalam buku Predictable Revenue karya Aaron Ross, dia mengenalkan istilah “menjemput pelanggan”. Jadi, alih-alih kamu menunggu pelanggan datang membeli produkmu, sedari awal kamu perlu menargetkan daftar pelanggan potensial. Dengan demikian kamu akan fokus mengetahui kebutuhan, minat, atau kebiasaan pelanggan tersebut. Alhasil, di awal kamu sudah tahu harus mengkreasikan produk seperti apa dan bagaimana strategi promosinya.
Lalu bagaimana cara menjemput pelanggan?
Tetapkan mindset bahwa pelanggan adalah investasi jangka panjang dari bisnismu. Selain dengan promosi, kamu juga bisa menggaet hati para calon pelanggan potensial dengan menggelar berbagai acara yang bermanfaat bagi mereka, semisal dengan mengadakan loka karya, membuat komunitas atau klub, dan masih banyak lagi.
Meskipun bisnis berskala kecil, mengelola alur kerja juga bisa jadi kendala. Kamu mungkin akan dihadapkan dengan kebingungan dalam memilih langkah-langkah kerja yang paling pas supaya bisnis berjalan efektif dan efisien. Kurangnya pengalaman menjadi faktor utama yang membuatmu kesulitan mengelola alur kerja.
Untuk mengatasinya, pertama kamu perlu membagi alur kerja ke dalam beberapa proses, seperti perencanaan, eksekusi, dan pemantauan. Setelah itu, tentukan siapa yang bertanggung jawab dari semua alur. Pilih mereka yang benar-benar memiliki kualifikasi di bidang tersebut.
Dengan pengelolaan alur kerja yang tepat, tim akan lebih jelas dalam mengemban tugas mereka sehingga tujuan bisnis lebih cepat tercapai.
Bisnis skala kecil juga membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik supaya arus kas tidak defisit alias pengeluaran melebihi pendapatan. Akan tetapi, karena menganggap bisnis yang dijalankan masih berskala kecil, sebagian orang kurang memerhatikan pengaturan keuangan. Alhasil beberapa masalah pun kerap terjadi, seperti menggabungkan uang pribadi dan usaha, tidak membuat pembukuan, boros, dan lupa menyiapkan dana cadangan. Jika dibiarkan terus terjadi, itu akan memperpendek umur bisnismu.
Guna mengatasi tantangan tersebut, sebaiknya kamu mulai belajar pengelolaan keuangan, sekalipun nantinya sudah ada partner bisnis yang mengurusnya. Beberapa tips yang disarankan para ahli keuangan antara lain:
- Tetapkan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang.
- Pisahkan rekening bisnis dengan pribadi.
- Alokasikan hasil pendapatan ke dalam tiga tujuan, yakni untuk operasional, pengembangan bisnis, dan dana cadangan atau darurat.
- Manfaatkan berbagai aplikasi catatan keuangan usaha yang ada untuk mengelola pemasukan, pengeluaran, dan aset.
- Bayar tagihan tepat waktu demi situasi bisnis tetap kondusif.
Tidak ada bisnis yang bisa dijalankan seorang diri sekalipun itu merupakan bisnis berskala kecil. Kamu tetap membutuhkan partner untuk membantu mengelola segala aspeknya, seperti dari operasional, keuangan, pemasaran, promosi, dan lainnya. Sayangnya, menemukan partner bisnis yang cocok tidaklah mudah. Kadang timbul berbagai perbedaan di tengah jalan sehingga timbul gesekan sampai mengakibatkan perpecahan. Ketidakcocokan itu tentu bakal sedikit banyak memengaruhi kelangsungan bisnismu.
Oleh karena itu, sebelum memilih partner bisnis yang bisa kamu andalkan, perlu untuk menetapkan kriteria, misalnya punya visi dan misi bisnis yang sama denganmu; bisa melengkapi kekuranganmu, baik dari skill, pengalaman, dan lainnya; bertanggung jawab dengan pembagian tugas yang telah ditentukan; bisa dipercaya dalam mengurus bidang yang diemban; dan akan menjadi nilai plus jika partner bisnismu memiliki relasi yang luas sehingga memudahkan untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti vendor dan lainnya.
Dari kriteria tersebut, saatnya memikirkan siapa sosok yang pas dengan karakter tersebut. Cari tahu mulai dari lingkup terdekatmu, bisa dari teman, keluarga, eks kolega, atau rekan sekolah dahulu. Kamu juga bisa meminta rekomendasi dari orang-orang yang kamu percayai.
Sebagai pebisnis pemula, mencari vendor yang cocok bisa jadi tantangan tersendiri. Relasimu belum cukup banyak untuk mengetahui vendor mana saja yang bisa pas dari segi pelayanan hingga jasa. Padahal, memilih vendor yang tepat akan menentukan keberhasilan sebuah bisnis karena merekalah yang akan menyediakan bahan baku, jasa, dan pelayanan lainnya.
Sebaliknya, jika salah pilih vendor, maka akan berpengaruh kepada kualitas barang. Hasilnya mungkin tidak akan sesuai apa yang kamu harapkan.
Maka dari itu, sebelum memilih vendor yang akan menjadi mitra bisnis, sebaiknya kamu mengecek variasi dan kriteria produk yang ditawarkan. Makin variatif produk yang ditawarkan, kamu tak perlu repot-repot mencari vendor lain untuk melengkapi kebutuhan.
Kemudian, saat menemukan vendor yang menjual barang dengan harga lebih murah atau mahal, kamu perlu mengeceknya lagi. Terlalu murah bisa jadi kualitasnya kurang, sedangkan terlalu mahal bisa merugikan modalmu. Pilihannya adalah cari vendor yang menawarkan harga sesuai standar.
Di samping itu, mendapatkan rekomendasi vendor dari kenalanmu juga bisa jadi alternatif. Setidaknya kamu sudah tahu testimoni dari penggunanya langsung.
Nah, jika sudah menemukan vendor yang tepat, jangan lupa untuk menjaga hubungan yang baik dengan mereka. Bisa saja di kemudian hari kamu mendapatkan harga diskon karena sudah dianggap sebagai mitra yang baik.
Nah, itulah tantangan yang seringkali muncul saat kamu memulai bisnis kecil-kecilan. Ingatlah bahwa semua masalah pasti ada solusinya. Sekarang, saatnya kamu fokus merencanakan bisnis kecil-kecilan dengan baik dan menyusun langkah mitigasi jika bisnis tidak berjalan sesuai rencana.