Belakangan ini industri kreatif tampil sebagai kekuatan ekonomi baru di Indonesia. Sektor kreatif menyumbang 7,5 persen atau sekitar 1.300 triliun perekonomian dalam negeri. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia di posisi tiga besar dunia dari segi pendapatan terkait bidang kreatif setelah Amerika Serikat dengan Hollywood-nya dan Korea Selatan yang melejit berkat Hallyu.
Ada berbagai alasan mengapa industri kreatif mampu menunjukkan performa positif di tengah “badai” yang menimpa sektor usaha lainnya. Hal tersebut mencakup dari ruang lingkup, ide, hingga pangsa pasar yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Imajinasi dan kreativitas menjadikan industri kreatif sebagai sektor yang tidak terbatas. Maksudnya dari jenis dan materialnya, semua bisa diubah menjadi karya kreatif. Sebagai contoh adalah beberapa jenama fesyen yang memanfaatkan barang-barang bekas sebagai bahan baku. Lalu juga penggunaan material tak biasa, seperti kardus untuk menjadi kursi yang cukup kokoh untuk diduduki.
Mayoritas pekerja kreatif memilih untuk membuka usaha sendiri (self employed) atau freelancer. Nah, di sanalah mereka mendapatkan berbagai fleksibilitas. Pertama, mereka bebas untuk berkarya di mana pun. Selagi itu baik dan kondusif untuk memicu kreativitas mereka, maka sah-sah saja.
Kedua, pekerja kreatif bisa memilih kapan waktu kerja mereka. Bisa jadi beberapa orang memiliki perbedaan terkait saat yang paling tepat untuk berkarya. Seperti sebuah riset di Inggris menyebutkan ide kreatif kebanyakan orang mengalir antara pukul 10.00 dan 11.30. Lebih spesifiknya, untuk desainer momen terbaik mereka adalah pukul 10.16; arsitek 10.06, sedangkan untuk artist sebagian besar inspirasi muncul pada pukul 11:46.
Di samping itu, pekerja kreatif juga bebas menentukan harga dari produknya. Mereka tidak harus terikat dengan harga di pasaran karena merekalah yang justru menciptakan “pasar” sendiri. Maksudnya, dari produk yang pekerja kreatif ciptakan, mereka bisa memulai tren baru sehingga dapat dengan leluasa menentukan harga sesuai dengan value barang tersebut.
Untuk mulai menekuni industri kreatif tidak mesti harus dimulai dari ide yang besar. Dari ide yang sederhana pun bisa disulap menjadi karya yang mempesona. Misalnya melukis dengan mengambil inspirasi dari pattern-pattern dari alam, seperti bentuk awan, bebatuan, dan daun-daun.
Bahkan, pengalaman hidup pun bisa dijadikan sumber inspirasi dalam berkarya. Contohnya bagaimana mengubah memori senang dan sedih menjadi cerita atau karakter tertentu.
Dari berbagai contoh tersebut, sebenarnya yang perlu digarisbawahi adalah cara menemukan inspirasinya. Hal-hal sederhana tersebut kadang banyak yang tidak disadari. Maka kuncinya adalah terus melatih kepekaan terhadap hal-hal di sekitar atau juga dengan menerapkan berbagai teknik brainstorming.
Tidak hanya di dalam negeri, industri kreatif Indonesia juga memiliki pasar hingga luar negeri. Pendapatan per tahunnya bahkan mencapai angka puluhan miliar dolar Amerika.
Adapun tiga subsektor kreatif yang menjadi andalan Indonesia adalah fesyen dengan nilai kontribusi 61,6 persen, kriya (kerajinan) dengan kontribusi 30,95 persen, dan kuliner yang berkontribusi 6,76 persen.
Penting untuk kamu ketahui bahwa industri kreatif memiliki hubungan jangka panjang dengan teknologi. Seperti kemajuan gim online tentunya membutuhkan peran dari desainer karakter sehingga bisa membuat permainan lebih menarik. Lalu juga dalam berbagai film yang diproduksi, kadang sentuhan animator dibutuhkan untuk membuatnya lebih menarik.
Cara Mengembangkan Peluang Industri Kreatif
Dengan berbagai “kekuatan” yang dimiliki, industri kreatif menjadi pilihan karier yang menarik saat ini. Kekuatan tersebut tentunya juga butuh pengolahan yang tepat. Sebab jika tidak, peluang yang ada tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu, simak tips berikut ini.
Industri kreatif memiliki bermacam-macam jenis pekerjaan, peran, hingga spesialisasi. Maka dari itu, tugas pertamamu adalah menemukan niche. Ini semacam target atau spesialisasimu. Misalnya kamu berpikir bahwa minat dan keunggulanmu adalah pada bidang ilustrasi, maka pilih style ilustrasi apa yang akan kamu tekuni. Setelah itu, segera pertajam skill-mu di sana dengan terus berlatih atau mengikuti kelas atau pelatihan.
Kamu sehari-hari mungkin akan mengerjakan proyek yang sama, seperti mendesain karakter atau semacamnya. Saat melakukan hal yang serupa setiap hari, kamu mungkin akan merasa stagnan. Di situlah tingkat kreativitasmu berpotensi menurun.
Oleh karena itu, cobalah mengerjakan sesuatu di luar kebiasaan. Pengalaman tersebut akan menantangmu untuk menyelesaikan sesuatu dengan cara yang berbeda. Misalnya mencoba menggambar di kanvas atau media lainnya secara langsung.
Peluang di bidang kreatif datang dari mana saja. Bisa saja itu berasal kolega, klien lama, atau bahkan orang lain yang tahu dan suka pekerjaanmu. Itu mengapa sangat penting bagi pekerja kreatif untuk membangun jaringan.
Makin banyak orang yang kamu kenal, makin banyak pula orang tahu pekerjaanmu. Itu artinya, peluangmu untuk mendapatkan klien atau pelanggan juga makin terbuka lebar.
Ini artinya, tidak peduli sudah berapa lama kamu bekerja di suatu bidang, kamu akan tetap belajar, ingin berkembang, dan menantang diri dengan hal-hal yang memicu kreativitas. Hal itu bisa kamu lakukan dengan mengikuti kelas, mempelajari tidak hanya satu bidang kreatif, dan terus update mengenai apa yang terjadi di bidangmu.
Seperti kata ilmuwan Charles Darwin, “bukan mereka yang terkuat atau yang tercerdas yang mampu bertahan. Tetapi yang bertahan adalah mereka yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan.”
Hal tersebut juga berlaku bagi para pekerja kreatif. Perubahan akan selalu datang kapan pun, seperti pandemi yang baru-baru ini terjadi. Semua menuntut perubahan mulai dari jenis barang, metode produksi, hingga distribusi barang.
Tidak peduli betapa besar bakat yang kamu miliki, ketika sudah memutuskan bekerja di industri kreatif, kamu mungkin akan menjumpai banyak penolakan. Jika kamu membiarkan "tidak" pertama menghentikanmu mencapai tujuan tertentu, maka langkahmu tidak akan terlalu jauh.
Singkatnya, bekerja di industri kreatif bukan untuk mereka yang gampang menyerah. Ini adalah bidang yang menuntut ketekunan dan semangat tinggi.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu setidaknya telah berada di jalur yang tepat untuk memanfaatkan keunggulan bidang kreatif secara maksimal. Di samping itu, jangan lupa untuk mendapat pihak ketiga sebagai masukan dari apa yang telah kamu lakukan selama ini. Pendapat mereka sedikit banyak penting untuk mengetahui sudah seberapa jauh produkmu diterima.