Angger Wiranata: Bukan Hanya Sekadar Dus Duk Duk

Angger Wiranata: Bukan Hanya Sekadar Dus Duk Duk

Di tengah kesibukannya menyelesaikan tugas akhir kuliah, terbesit sebuah ide kreatif di pikiran Angger Diri Wiranatha untuk membuat produk berbahan kardus. Sebagai mahasiswa Desain Produk di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ia merasa jangan sampai merugi karena uang kuliah sudah cukup mahal. Oleh karena itu, supaya meraup untung, ia mulai merealisasikan idenya bersama tiga rekan lainnya dalam sebuah proposal program kreativitas mahasiswa (PKM) yang diadakan pemerintah. Tak disangka, proposal tersebut berhasil mengambil hati juri dan mendapat pendanaan.

 

Lantas, mengapa harus kardus?

Hal itu bermula dari prinsip yang dipegang Angger bahwa “ide kreatif itu bukan hanya milik seniman. Semua orang bisa punya ide kreatif. Munculnya dari banyak cara dan kesempatan.” Dalam satu momen,  Angger dan temannya melihat banyak kardus bekas yang tak terpakai. Padahal jika diulik lebih dalam, kardus yang sebelumnya dianggap rongsokan itu bisa dijadikan berbagai produk fungsional bahkan cukup bernilai tinggi. Singkatnya, jika kardus bekas biasa dijual ratusan atau tak sampai 10 ribu, ketika diolah menjadi produk fungsional maka nilainya bisa naik berkali-kali lipat.

Angger bersama Arief Susanto serta sejawatnya kemudian mendirikan Dus Duk Duk, sebuah bisnis kreatif yang mengkreasikan kardus menjadi berbagai produk bernilai fungsi dan seni, pada 2013. Sesuai namanya, yaitu Dus Duk Duk yang berarti “kardus untuk duduk”, produk pertama Angger adalah kursi. Melalui kursi tersebut ia ingin meyakinkan banyak orang bahwa kardus bisa disulap menjadi produk yang mampu menahan beban hingga ratusan kilogram.

Setelah berhasil membuat kursi dari kardus, Angger sempat kebingungan dalam memasarkan produknya. Sosial media pun akhirnya dipilih untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas. Ia menggarapnya dengan serius supaya hasil yang didapatkannya pun maksimal. Tak lama berselang, peminat produk Dus Duk Duk mulai berdatangan, utamanya dari luar negeri.

Dalam perkembangannya Dus Duk Duk  tak hanya memproduksi kursi. Ada berbagai produk dekorasi dan instalasi yang dibuat oleh pekerja kreatif yang terlibat. Terbaru, Dus Duk Duk terlibat dalam pembuatan dekorasi untuk Development Working Group Government (DWG) G20 di Belitung.

Menurut Angger, setiap tahap eksplorasi produknya ia melibatkan konsep dan ide yang mempertimbangkan fungsi, efisiensi, keefektifan estetika, dan kebahagiaan. Ia berkomitmen untuk selalu membawa kebahagiaan di setiap karya yang dihasilkannya.

Setelah nama Dus Duk Duk mulai banyak dikenal, Angger dan timnya melebarkan sayap dengan merilis brand Totoys. Ini merupakan brand yang khusus menjual mainan bongkar pasang dari bahan kardus yang eco-friendly dan sustainable. Ada yang berbentuk binatang, transportasi, kota, dan lain sebagainya. Konsep puzzle ini diharapkan dapat menjadi media edukasi kepada anak supaya lebih mengenal bentuk-bentuk tertentu. Dengan demikian, anak bisa menjadi lebih cerdas dan kreatif.

Melalui Totoys, Angger juga membuka kesempatan untuk mengadakan pameran dan workshop tentang mainan dari kardus. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu anak untuk tidak hanya terpaku dengan gawai, tapi juga bisa mengasah kreativitas secara langsung melalui mainan kardus.

Di samping Totoys, Angger secara khusus juga mengembangkan Packimpact. Ini merupakan jasa desain dan produksi untuk kemasan. Ada berbagai macam jenis kemasan yang diproduksi Packimpact, mulai dari kemasan makanan, suvenir, produk perawatan tubuh, dan masih banyak lagi.

Melalui Packimpact, Angger berharap dapat membantu UMKM di Tanah Air untuk merepresentasikan produk mereka supaya terlihat lebih berkelas. Sebab, branding yang kuat bisa dimulai dari kemasan yang menarik. Oleh karena itu, Packimpact juga kerap membagikan tips mengkreasikan kemasan menjadi lebih menarik dan unik di akun media sosial mereka.

Dari tiga lini bisnis yang dijalankan Angger tersebut, menurutnya ini memiliki prospek cukup besar karena pemainnya masih belum banyak. Terlebih jika masyarakat semakin teredukasi dengan manfaat produk kardus ini, peluang  peningkatan bisnisnya pun bisa sangat terbuka lebar.

Kembali ke blog