Apa itu inclusive design? Secara umum, inclusive design adalah desain yang diciptakan agar bisa digunakan oleh semua orang, terlepas dari gender, usia, maupun kondisi fisik mereka.
Dalam inclusive design atau yang juga sering disebut desain inklusif, kondisi penyandang disabilitas sangat diperhatikan. Yang dimaksud dengan penyandang disabilitas di sini adalah orang yang memiliki keterbatasan, baik secara fisik maupun jiwa yang meliputi keterbatasan fungsi tubuh, aktivitas, maupun partisipasinya dalam lingkungan sosial masyarakat.
Beberapa contoh dari penyandang disabilitas yaitu tunanetra yang tidak mampu melihat, tunadaksa yang memiliki cacat fisik, atau tunagrahita yang memiliki keterbelakangan mental.
Inclusive design ada untuk mengakomodir berbagai kondisi manusia agar semuanya bisa sama-sama memanfaatkan fasilitas yang ada, misalnya trotoar atau jalur pejalan kaki tadi.
Penggunaan inclusive design ini tidak hanya berlaku untuk ruang terbuka publik, tapi juga untuk gedung-gedung seperti mall, rumah sakit, kampus, dan lain sebagainya.
Untuk lebih memahami apa itu inclusive design, kami akan mengulas beberapa contohnya berikut ini:
1. Desain Trotoar
Bagian ubin pada trotoar yang berwarna kuning itu disebut Yellow Line atau Guiding Block. Fungsinya adalah untuk mempermudah para tunanetra ketika berjalan menyusuri trotoar.
Pemilihan warna kuning dimaksudkan untuk membantu para tunanetra golongan low vision, yang masih bisa melihat samar-samar.
Kalau kamu perhatikan lebih detail, bagian ubin yang berwarna kuning ini memiliki bentuk yang berbeda-beda. Ubin yang memiliki bentuk garis-garis memanjang memiliki arti untuk ‘jalan terus’. Sementara ubin dengan bentuk bulat-bulat memiliki makna ‘berhenti’.
2. Desain Tangga di Perpustakaan
Bentuk inclusive design tak hanya bisa kamu temukan di jalur pejalan kaki, tapi juga di gedung perpustakaan.
Salah satu contohnya bisa kamu lihat di Perpustakaan The Crystal of Knowledge yang ada di Kampus UI Depok. Perpustakaan yang diresmikan pada tanggal 13 Mei 2011 ini terdiri dari 8 lantai dan luas luas hampir mencapai 3 hektar.
Ketika masuk ke dalamnya dan menuju ruang koleksi, kamu akan melewati tangga yang bisa memberikan gambaran tentang apa itu inclusive design. Hal ini terlihat dari struktur tangga yang berbentuk lebar daripada tangga pada umumnya, sehingga tetap nyaman digunakan meskipun ada banyak orang yang menaikinya dalam waktu bersamaan. Selain itu, tangga ini juga tidak curam dan terkesan begitu landai sehingga para pengguna kursi roda pun bisa dengan nyaman menuju ke lantai atas melalui tangga ini.
3. Desain Tangga Kantor Imigrasi
Setelah desain trotoar di daerah Kebon Sirih dan tangga di Perpustakaan UI Depok, contoh penerapan inclusive design lainnya bisa kamu temukan di Kantor Imigrasi Tangerang. Kantor Imigrasi yang terletak di Jalan Taman Makam Pahlawan, Sukarasa, Tangerang diresmikan sejak tahun 1998.
Untuk memberikan kenyamanan bagi penyandang disabilitas, kantor ini menyediakan jalur khusus untuk pengguna kursi roda. Jalur ini terletak di bagian depan kantor imigrasi sehingga pengguna kursi roda bisa dengan mudah masuk ke dalam kantor imigrasi tanpa perlu bersusah-payah menaiki tangga.
Keberadaan akses jalur pengguna kursi roda semacam ini sangat penting. Dengan adanya fasilitas semacam ini di kantor-kantor pelayanan publik, masyarakat yang masuk ke dalam golongan penyandang disabilitas pun tidak akan merasa terdiskriminasi dan bisa mendapatkan haknya seperti manusia normal lainnya.