Empat Desainer Huruf (Tipografer) Favorit Andi Rahmat

Empat Desainer Huruf (Tipografer) Favorit Andi Rahmat

Andi Rahmat, seorang desainer yang mendirikan Nusae, sebuah studio seni di Bandung.

Fokus Andi sebagai desainer sendiri mengarah pada environmental graphic design. Hal ini sempat membuat Andi mengalami ketidakcocokan value dengan perusahaannya saat bekerja di perusahaan agensi multinasional. Banyak bentuk proyek agensi yang Ia kerjakan mendukung konsumerisme.

Salah satu contohnya yaitu penggunaan baliho yang dapat merusak lingkungan. Baliho sendiri dapat merusak lanskap kota serta mengurangi estetika tata letak kota. Selain itu, penggunaan baliho sendiri mendukung konsumerisme serta dapat menggiring masyarakat berperilaku konsumtif terhadap barang tersier. 

Andi merasa bahwa desain harusnya bisa menjadi sebuah bahasa yang mendesain perilaku kita menjadi lebih santun. Selain itu, dalam desain, bagi Andi hal yang dibutuhkan adalah konsistensi dalam melakukan hal yang dipercaya baik. Andi memiliki empat desainer grafis favorit yang menjadi panutannya. Siapa sajakah? Simak di sini, yuk!

 

1. Josef Muller-Brockmann

Josef Muller-Brockmann

Josef Müller-Brockmann yang lahir di tahun 9 Mei 1914 adalah seorang tipografer dari Swiss. Ia belajar arsitektur, desain dan sejarah seni di Universitas dan Kunstgewerbeschule Zürich.

Pada tahun 1936 ia membuka studionya di Zurich yang mengkhususkan diri dalam desain grafis, desain pameran, dan fotografi.

Brockmann dikenal karena desainnya yang sederhana dan penggunaan tipografinya yang bersih, terutama Akzidenz-Grotesk. Bentuk dan warnanya banyak menginspirasi desainer grafis di abad ke-21. Walau sayang, mungkin ia tidak sempat mengetahui naiknya lagi gaya desain dirinya karena Muller-Brockmann meninggal di tahun 1996.

"Akzidenz" merupakan penanda bahwa huruf yang digunakan adalah huruf pencetakan komersial seperti iklan, tiket, dan formulir. Sementara "Grotesk" adalah nama standar untuk jenis huruf sans-serif pada saat itu. Dirilis pertama kali oleh Berthold Type Foundry di Berlin pada tahun 1898, huruf ini kembali dipopulerkan Brockmann selepas perang di tahun 1960-an dan menginisiasi desain “The Swiss Style” yang simpel dan bersih.

 

2. Emil Ruder

Emil Ruder

Emil Ruder lahir di Zurich, Swiss pada tanggal 20 Maret 1914. Ruder berlatih sebagai penata huruf di Basel (1929-1933), dan belajar di Paris dari 1938 sampai 1939. Ruder menerbitkan tata bahasa dasar tipografi berjudul, Typographie.

Teks tersebut diterbitkan dalam bahasa Jerman, Inggris dan Prancis, oleh penerbit Swiss, Arthur Niggli pada tahun 1967.

Buku ini membantu menyebarkan The Swiss Style dan menjadi teks dasar untuk desain grafis dan program tipografi di Eropa dan Amerika Utara. Pada tahun 1962 dia membantu mendirikan Pusat Internasional untuk Seni Tipografi (ICTA) di New York.

Sama halnya dengan Brockmann, Ruder juga menjadi salah satu pelopor The Swiss Style yang simple untuk berbagai kebutuhan.

 

3. Kenya Hara

Kenya Hara

Kenya Hara adalah salah satu desainer Jepang yang diakui secara internasional. Ia lulusan desain dari Musashino Art University of Kodaira pada tahun 1983, dan langsung bergabung dengan NDC (Nippon Design Center).

Pada tahun 1992 ia mendirikan Hara Design Institute yang bekerja di seluruh bidang desain mulai dari periklanan hingga branding, desain pameran, sistem tanda, pengemasan, produk, dan buku. Desainnya mengkomunikasikan esensi atau makna mendalam dari setiap realitas melalui solusi visual simbolis yang berasal dari budaya tradisional Jepang.

Pada tahun 2001 ia diangkat sebagai art director Muji oleh Ikko Tanaka, seorang master desain grafis Jepang yang merupakan mantan art directornya. Sejak itu, ia mengembangkan desain komunikasi sekaligus membantu perusahaan merumuskan visi yang terintegrasi.

Dia mengkurasi iklan, aplikasi, iklan, pameran, majalah, dan kemasan Muji dengan mengikuti konsep asli "kesederhanaan yang melebihi kemegahan". Di bawah arahan seninya, Muji telah menjadi simbol kualitas estetika dan konseptual internasional.

 

4. Wim Crouwel

Wim Crouwel merupakan seorang desainer grafis dari Belanda. Dari 1947 hingga 1949, ia belajar Seni Rupa di Academie Minerva di Groningen, Belanda. Selain itu, ia mempelajari tipografi di sekolah yang kini bernama yang sekarang menjadi Gerrit Rietveld Academie di Amsterdam.

Karyanya yang terkenal adalah font New Alphabet dan Gridnik yang bertema Modernisme. Pada tahun-tahun Crouwel bekerja untuk Total Design, ia merancang banyak huruf geometris, salah satunya adalah huruf untuk Rabobank yang dirancang pada tahun 1973. Bentuk hurufnya dipengaruhi oleh keharusan untuk menaruhnya di lampu 3D, yang memunculkan kreativitas di dalam keterbatasan.

Justru setelah aplikasi 3D selesai, desain 2D baru dirancang dengan mengadaptasi huruf tersebut. Menurut Wim Crouwel, New Alphabet merupakan huruf yang unik dan tidak pernah dimaksudkan untuk benar-benar digunakan. Namun, huruf ini popular kembali pada tahun 1988 ketika desainer Brett Wickens menggunakan versinya untuk sampul album Substance oleh Joy Division.

Itulah desainer grafis yang menginspirasi Andi Rachmat. Kamu juga desainer grafis? Siapa desainer grafis yang jadi panutanmu?

Kembali ke blog