Kenalan Creativepreneur: Ayu Dian Pamungkas, Banting Setir dari Guru TK Jadi Clay Maker

Kenalan Creativepreneur: Ayu Dian Pamungkas, Banting Setir dari Guru TK Jadi Clay Maker

Bermula dari rasa penasaran mencari media baru untuk menggambar, Ayu Dian Pamungkas, seorang guru TK di Bandar Lampung, bertemu dengan lempung. Pertemuan tak terduga itu ternyata mengubah perjalanan kariernya ke depan. Perlahan, ia mengkreasikan lempung tersebut dan mewarnainya hingga menjadi produk-produk hiasan dan terapan yang unik.

Dari hasil kreasinya itu, pada 2019 Dian mulai berjualan ke berbagai platform. Dia menamakan bisnis kecil-kecilannya tersebut, By.Daiyen. Di sana Dian menjual berbagai kreasi, seperti gantungan kunci, tatakan, pot, frame, dan masih banyak lagi.

Meski begitu, sebagai pebisnis pemula Dian juga menghadapi berbagai tantangan. Ketika pertama menawarkan karyanya ke platform online yang menaungi berbagai bisnis handmade kecil, proposalnya ditolak. Namun, dia tak patah arah dan langsung mencari platform lain yang dapat menjual karya-karyanya. Setahun berjalan, platform online terdahulu kembali menghubungi Dian, lalu menawarkan untuk bergabung sebagai expert, semacam pemilik toko online. Dian pun memutuskan untuk bergabung sehingga membuat By.Daiyen kini memiliki dua platform berbeda untuk penjualan karya.

Tantangan tak hanya soal bagaimana produk Dian diterima di pasaran, tapi juga soal manajemen kerja dari dirinya sendiri. Saat pertama menjalankan bisnis mandiri, Dian masih dalam posisi mengajar sebagai guru TK. Mau tak mau dia harus mengelola manajemen waktu kerja supaya dua-duanya bisa berjalan seimbang, mengingat dia cukup kesusahan dalam mengaturnya selama ini. Terlebih, Dian yang belajar mengenai pembuatan kerajinan dari lempung secara otodidak, juga perlu mengalokasikan waktunya untuk meningkatkan kemampuan. Dia pun mulai belajar menyesuaikan diri dengan linimasa baru yang dibuatnya sendiri.

Meski menghadapi sejumlah rintangan, Dian mengaku senang dengan apa yang dia kerjakan. Dia menjadikan By.Daiyen sebagai tempat melarikan diri dari penatnya pekerjaan sehari-hari. Penggemar berat pelukis Belanda, Vincent van Gogh, itu juga menganggap jalannya membuka By.Daiyen adalah salah satu dedikasi untuk diri sendiri bahwa dia bisa membuat sebuah karya yang dapat dinikmati orang lain. Ia pun tak menyangka akan mendapatkan respons yang baik dari masyarakat.

Tiga tahun mengembangkan By. Daiyen, Dian melihat ada tren positif dari usahanya. Ia lantas memutuskan keluar dari pekerjaan utamanya pada 2022. Dia memilih fokus untuk menjadi clay maker dan membesarkan By.Daiyen. Kini, selain bisa membuat orang lain bahagia, Dian juga bisa membiayai hidup dengan karya yang dihasilkan.

Satu hal yang Dian yakini, untuk bisa bertahan, dia harus memiliki mindset bahwa dia mampu menjalankan bisnis kreatif tersebut meski butuh waktu untuk terus berkembang. Hingga suatu saat nanti, dia bisa mengamini jika By.Daiyen adalah keputusan terbaiknya di masa muda untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab.

Di samping berbisnis melalui By.Daiyen, perempuan yang kini genap berusia 27 tahun itu juga rutin mengikuti event dan pameran lokal bersama berbagai seniman lainnya. Kecintaannya terhadap seni yang telah tumbuh sejak SMP membuatnya selalu tak sabar untuk menelurkan karya-karya baru. 

Sebagai clay maker, Dian juga menyiratkan sebuah pesan dalam setiap karyanya, yaitu “There is always imperfection in every project”. Hal itu maksudnya, sesuatu yang membuat seseorang bahagia terkadang sederhana dan tidak melulu sempurna.

Dian kemudian berpesan, kepada siapa pun yang kini ingin mengeksplorasi sisi kreatif dan membuka bisnis kecil-kecilan di bidang kreatif. Jika kamu merupakan salah satunya, maka jangan takut dan bilang ke diri sendiri “Coba Saja” entah hasilnya akan seperti apa. Jika kamu percaya pada diri sendiri bahwa kamu bisa, semesta akan mengikuti keyakinanmu ketika memulai langkah tersebut.

Kembali ke blog