Mengenal Dinda Puspitasari, Fashion Illustrator Muda dengan Karya Penuh Warna

Mengenal Dinda Puspitasari, Fashion Illustrator Muda dengan Karya Penuh Warna

Nama Dinda Puspitasari sudah tidak asing lagi dalam dunia ilustrasi Tanah Air. Di usianya yang masih muda, ia sukses menghasilkan berbagai karya yang mendunia. Ia tercatat pernah berkolaborasi dengan brand-brand ternama, seperti Dior, Louis Vuitton, Chanel Beauty, Fendi, Colorbox, Wardah, Kérastase, Tiffany & Co, dan masih banyak lagi

Rupanya, minat yang besar dalam seni dan fesyen telah Dinda miliki sejak kelas 2 SD. Dari minatnya itu ia kemudian menempuh studi Periklanan di Universitas Indonesia dan lulus pada 2010. Sebelum menekuni dunia ilustrator penuh waktu, perempuan asal Jakarta itu bekerja di biro komunikasi sebagai account executive. Di tengah kesibukannya, memasuki 2013 Dinda mencoba membangun merek fesyen sendiri, yakni 'Curious' dan aktif menulis blog. Saat itu pula dia mendapatkan klien ilustrasi pertamanya.

Mendapatkan klien pertama seperti mengubah jalan hidup Dinda. Perempuan yang menggemari budaya Jepang itu memang memiliki gairah yang besar untuk menggambar dan membuat sketsa yang warna-warni sejak dulu. Dinda senang mencoba hal-hal baru dan membiarkan idenya mengalir. Namun, ia baru benar-benar serius memikirkan bekerja sebagai ilustrator kala klien pertamanya datang.

Meski begitu, Dinda tak serta merta terjun menjadi ilustrator penuh waktu. Sebab ia sadar bahwa untuk bekerja menjadi seniman membutuhkan fondasi jaringan dan keuangan yang kuat. Dengan demikian, dia melanjutkan bekerja di sebuah perusahaan rintisan di bidang non-kreatif selama setahun.

Barulah pada akhir 2015, Dinda pensiun dari pekerjaan hariannya dan mulai bekerja penuh sebagai ilustrator fesyen. Tak butuh lama, dia segera mendapatkan tawaran live drawing dengan brand-brand mewah. Dinda juga mengadakan beberapa workshop mengenai tips dalam proyek DIY, menggambar, dan kaligrafi kepada kelompok atau brand kecil.

Sebelum itu, Dinda tercatat pernah menerbitkan dan mengilustrasikan beberapa seri buku, salah satunya #88LOVELIFE, karya sang sahabat, Diana Rikasari. Buku ini terbilang sukses besar karena terjual lebih dari 120 ribu eksemplar, tidak hanya di Indonesia tapi juga di  Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Prancis, Amerika Serikat, Inggris, dan lainnya. Buku ini pun diganjar penghargaan dari MPH Malaysia untuk Buku Non Fiksi Terbaik pada 2016 dan 10 besar buku best seller di Gramedia seluruh Indonesia.

Untuk saat ini, Dinda fokus membangun brand merchandise dan pernak-pernik melalui Dinda Puspitasari Studio (DPS). Studio ini didirikan pada 2018 lalu untuk menjadi media supaya Dinda dapat terhubung dengan khalayak yang lebih luas dari ilustrasinya. Secara umum, ilustrasi lucu, penuh warna, dan girly menjadi ciri khas karya-karya Dinda. Ia begitu menyukai berbagai macam pattern, seperti bunga dan tumbuhan hijau. Inspirasinya muncul dari berbagai hal, seperti film dan negara Jepang.

 

Tips Berkarya Ala Dinda Puspitasari

Untuk konsisten menghasilkan karya-karya apik dan unik, Dinda memiliki beberapa tips yang juga bisa kamu aplikasikan, di antaranya:

  • Saat pikiran buntu, solusinya tak serta merta harus dengan belanja atau membuang-buang uang. Bagi Dinda, saat menggambar dan pikirannya tiba-tiba stuck, dia mengatasinya dengan tidur-1-2 jam atau mandi. Setelah bangun tidur, ia merasa pikirannya kembali segar sehingga ia bisa kembali menggambar.
  • Dalam berkarya, menurut Dinda kuncinya adalah jangan sekadar mencari likes di media sosial, tapi lebih fokus kepada diri sendiri dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan. Menurut Dinda, sebagai ilustrator ada berbagai kemampuan yang perlu terus dikembangkan, seperti skill pemilihan warna, teknik garisan, dan masih banyak lagi.
  • Sebagai pekerja kreatif, Dinda mencoba untuk menciptakan ciri khasnya sendiri. Jangan sampai menggambar tapi karya yang dihasilkan seperti meng-copy karya orang lain. Maka dari itu cobalah bereksperimen dengan hal-hal baru dan terus meningkatkan kemampuan.
  • Saat berkarya, bagi Dinda penting untuk memikirkan proses ide secara matang, jadi tidak hanya fokus pada eksekusinya. Hargai terus proses kamu mencipta ide sehingga itu akan meminimalkan karyamu serupa dengan orang lain.

Itulah sekilas mengenai profil Dinda Puspitasari dan rahasianya bisa menjadi ilustrator andal pada usia muda. Bukan tidak mungkin kamu juga bisa menjadi ilustrator hebat. Kuncinya, terus percaya diri dan bereksperimen sembari terus meningkatkan kemampuan.

Kembali ke blog