Masih ingat kisah pebisnis legendaris Bob Sadino? Meski tidak menyelesaikan kuliah, ia diketahui sukses menjalankan berbagai bisnis, seperti swalayan hingga properti.
Keberhasilan Bob dimulai dari keyakinannya bahwa praktik langsung lebih baik ketimbang hanya duduk menyerap ilmu tanpa melakukan eksekusi sama sekali. Sebab, dari lapanganlah ada banyak pembelajaran yang relatable dengan realitas sehari-hari.
Cara Bob belajar membaca lapangan dimulai dari pengalamannya bekerja di perusahaan dalam dan luar negeri. Saat mulai merintis bisnis sendiri pun dia sempat mengalami jatuh bangun dengan menjadi sopir, kuli bangunan, hingga beternak ayam. Namun, pengalaman itulah yang kemudian mengantarkannya sampai bisa membuka bisnis swalayan.
Nah, dari apa yang dilalui Bob itu, kini lazim disebut dengan street smart.
Apa Itu Street Smart?
Menjadi street smart artinya kamu mampu beradaptasi dan menangani masalah berdasarkan realitas sehari-hari. Masalah tersebut mungkin seringkali datang tidak terduga dan ada banyak macamnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengalaman-pengalaman langsung supaya tak lagi kaget dengan tantangan yang akan datang.
Nah, street smart ini bisa ditemukan di banyak bidang, seperti pendidikan, IT, dan masih banyak lagi. Lalu, jika di sektor bisnis, street smart juga jadi istilah yang kerap ditemui.
Street smart dalam hal bisnis merujuk kepada hasil pengalaman terjun ke lapangan langsung untuk belajar dan mengelola bisnis secara mandiri. Dalam prosesnya seseorang bisa jadi akan mengalami jatuh bangun atau pasang surut sehingga menuntutnya untuk terus mencari berbagai solusi.
Namun, dari berbagai kesulitan itulah yang pada akhirnya membantu seseorang menjadi lebih mudah membaca situasi bisnis. Mereka jadi lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan juga lebih fleksibel dengan bermacam-macam pihak yang akan ditemui. Kemampuan itulah yang kadang tidak didapatkan oleh seseorang yang cenderung book smart.
Memang dalam perkembangannya antara street smart atau book smart seringkali diperbandingkan. Beda dari seorang street smart yang kerap kali diasosiasikan mahir tanpa menempuh pendidikan formal, seorang book smart lebih dianggap sebagai text book yang ilmunya banyak didapat dari buku atau kelas kuliah. Mereka biasa mendapatkan nilai yang baik dalam berbagai kelas tapi dari sisi pengalaman langsung cenderung kurang.
Lantas mana yang lebih baik?
Ini tentunya kembali ke tujuan awal masing-masing atau apa yang akan kamu lakukan ke depannya. Jika tujuanmu adalah mengembangkan bisnis secara langsung, maka karakteristik seorang street smart menjadi yang dibutuhkan. Tapi tak masalah jika kamu mengimbanginya dengan membaca berbagai buku bisnis atau kelas secara formal.
Meski begitu, perlu diingat lagi kuncinya adalah berani mengeksekusi. Seperti kata penulis sekaligus pakar manajemen, Peter F. Drucker, “strategy is a commodity, execution is an art.”
Ini maksudnya kamu bisa merancang strategi sebaik mungkin dengan berdasarkan teori bisnis apapun, tapi tetap yang paling penting adalah bagaimana pelaksanaannya. Kamu dituntut untuk bisa mengeksekusinya secara jelas, menghadapi berbagai perubahan atau tantangan dengan cepat, hingga membaca situasi pasar atau lapangan yang terus berganti.
Nah, skill tersebut umumnya bisa kamu dapatkan dan asah dari pengalaman langsung berbisnis, baik saat masih staf atau ketika mulai merintis usaha sendiri.
Cara Menjadi Street Smart
Tidak ada cara instan untuk bisa menjadi seorang street smart. Kamu perlu membiasakan beberapa hal dalam kurun waktu tertentu hingga akhirnya bisa merasakan tanda-tanda seorang street smart ada pada dirimu. Beberapa hal yang perlu kamu biasakan adalah:
Jika ada situasi yang membuatmu stres atau tidak nyaman, jangan dihindari. Justru, cobalah untuk makin masuk dalam situasi itu. Cara tersebut akan menjadi katalis terhadap perkembanganmu dalam berbisnis, sebab makin kamu berani menghadapi situasinya, makin terbiasa kamu dengan masalah yang akan datang mengadang.
Ketika kamu tahu bagaimana cara orang berpikir dan apa yang mereka rasakan, secara alami kamu akan tahu apa yang harus dilakukan dan cara efektif untuk mereka. Kuncinya adalah interaksi secara teratur dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang tersebut.
Dengan mengetahui lebih banyak pemikiran, akan memberimu ide yang lebih baik tentang bagaimana orang berpikir dan apa yang terjadi di luar sana. Jangan hanya menyimpan pemikiranmu sendiri. Cobalah meminta saran dan pendapat orang lain. Ini sama dengan kamu telah meningkatkan referensi dengan memanfaatkan pengetahuan orang.
Coba tanyakan pada dirimu beberapa hal ini saat menghadapi pengalaman tidak menyenangkan.
- Mengapa itu terjadi?
- Apa yang dapat kamu lakukan untuk mencegahnya/memperbaikinya?
- Apa yang dapat kamu pelajari dari hal ini?
- Bagaimana kamu dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik di lain waktu?
Setelah itu, catat poin-poin penting yang bisa kamu terapkan untuk perbaikan di kemudian hadir.
Setiap pengalaman lapangan akan membuatmu lebih cerdas secara sosial. Tidak apa-apa untuk memperoleh pengetahuan sosial melalui buku, tetapi ingatlah bahwa dari situasi lapanganlah kamu akan mengembangkan intuisi dan kecerdasan sosialmu.
Itulah segala sesuatu mengenai street smart yang bisa kamu tahu dan mulai praktikkan kiat-kiatnya. Yang perlu digarisbawahi, menjadi street smart bukan berarti kamu mengabaikan berbagai literatur bisnis. Tetap jalankan keduanya dengan baik dan kemudian rasakan bagaimana manfaatnya terhadap bisnismu.