Saat membahas mengenai seni rupa abstrak, sebagian orang mungkin akan menyebut nama Affandi. Namun, di samping Affandi masih banyak seniman Indonesia yang menggeluti bidang seni rupa abstrak. Salah satunya adalah Precilia Meirisa. Icha, nama sapaannya, kini tengah bereksplorasi dengan seni rupa abstrak melalui Pajang Art. Di sana, dia juga berbagi ilmu kepada khalayak melalui lokakarya-lokakarya sehingga minat terhadap seni terus meningkat.
Sebenarnya latar belakang Icha bukanlah berasal dari bidang seni. Jika kembali ke empat tahun lalu, dia adalah pegawai kantoran di salah satu fintech di Indonesia. Namun minat Icha terhadap seni sudah muncul sejak 2016. Pekerjaan kantor yang kian padat dan tuntutan untuk bisa serba cepat membuatnya harus mencari cara supaya bisa menjalani hidup dengan seimbang. Pilihannya lantas jatuh kepada watercolor painting.
Dari situlah perempuan yang kini berdomisili di Bangkok itu mulai belajar seni rupa secara autodidak. Ia mengeksplorasi berbagai teknik melukis, seperti dari acrylic painting di atas kanvas hingga uji coba mixed media di atas kanvas. Perjalanan tersebut akhirnya membuat Icha melabeli dirinya sebagai self taught artist.
Dalam prosesnya, Icha mengambil inspirasi dari hal-hal sederhana yang tidak banyak disadari orang. Misalnya dari pola awan, bebatuan di pinggir jalan, lembaran daun yang menghiasi teras rumah, atau bahkan serangga yang kadang-kadang melintas di depan mata. Bagi Icha apa yang diciptakan yang Maha Kuasa membuatnya makin menyadari betapa luasnya bidang seni.
Setelah beberapa tahun mempelajari watercolor painting, Icha selanjutnya menjadi freelance painting teacher di salah satu institusi seni. Di sanalah lukisan pertamanya berhasil terjual.
Pengalaman tersebut lantas membawa Icha untuk mendirikan Pajang Art. Ini adalah sarana baginya untuk menuangkan kecintaan kepada seni. Pajang Art menampilkan lukisan-lukisan Icha yang beraliran abstrak dan didominasi warna pastel. Melalui Pajang Art, Icha mulai menjual karya seninya dan custom painting kepada publik.
Dengan berdirinya Pajang Art membuat Icha makin menyadari bahwa di tengah segala kesibukan yang ada, manusia butuh tempat untuk kembali, salah satunya dengan seni. Maka dari itu, selain menyajikan estetika dalam berbagai karya, Icha turut berbagi ilmu dengan menggelar lokakarya mengenai belajar membuat lukisan abstrak yang indah dengan alam sebagai inspirasi. Salah satu contohnya, eksperimen menciptakan bentuk abstrak dari kupu-kupu.
Sepanjang kiprahnya bersama Pajang Art, Icha mengaku pengalamannya mengikuti Arisan Karya Jilid I Museum Macan pada 2020 lalu menjadi yang paling berkesan. Sebab kala itu ia sama sekali belum pernah mengikuti acara serupa. Tak diduga dia ternyata berhasil lolos dan masuk ke dalam daftar seniman bersama perupa-perupa idolanya.
Kini Icha penuh waktu membesarkan Pajang Art. Meski belum terlalu banyak bergulat dengan penjualan karya, Icha fokus untuk memperkuat identitas dirinya sebagai seniman.
Pengalaman baru tersebut juga membuat Icha makin berkembang dari segi keterampilan dan koneksi. Walau mungkin tidak semua orang melihatnya, tapi bagi Icha yang terpenting adalah tahu sudah sejauh mana progress yang ia alami “Small progress is still a progress,” prinsip dia.
Di samping melukis, Icha juga tertarik pada fiber art. Itu merupakan seni yang berhubungan dengan benang-benang, seperti embroidery, punch needle art, dan lain sebagainya. Bahkan, Icha sempat mendakan semacam lokakarya untuk punch needle art kepada publik.
Beberapa tahun bergulat dengan dunia kreatif, membuat pandangan Icha terhadap bidang ini cukup positif. Menurutnya di Indonesia makin banyak orang yang tertarik untuk mengikuti berbagai art workshop. Oleh karena itu, peluang untuk berkembang dan berkarya juga makin besar.
Meskipun saat ini Icha menetap di Bangkok, sesekali dia kembali ke Jakarta untuk mengurus bisnis. Di Bangkok pun dia merasa senang karena ada banyak art gallery. Pihak yang mengapresiasi seni pun juga tak sedikit. Hal tersebut kemudian menjadi peluang bagi Icha untuk terus berkembang dengan mencoba masuk dan berkenalan dengan berbagai komunitas seni di sana. Harapannya dia bisa lekas berkarya di Negara Gajah Putih itu.
Dari semua hal yang dialami, Icha menggarisbawahi pentingnya untuk berani mencoba. Tanpa keberanian, maka seseorang tidak akan bisa mewujudkan banyak hal. Mereka juga tak akan tahu sudah sejauh mana kemampuan yang dimiliki.
“Tidak masalah jika orang lain nggak tahu progress yang kita bikin, yang penting kita tahu kalau skill kita sudah lebih baik dari kemarin. Small growth is still growth. Jangan takut buat explore berbagai media dan style,” Icha berpesan.