Belakangan ini mulai banyak brand pakaian yang mengusung konsep berkelanjutan. Konsep ini dipercaya lebih ramah lingkungan dan sekaligus menjadi jawaban dari berbagai masalah global. Misalnya saja, dalam laporan United Nations Environment Programme (UNEP), industri fast fashion (yang memproduksi pakaian secara masif dalam jumlah) besar menyumbang sekitar 8-10% emisi karbon dunia. Jumlah tersebut bahkan lebih besar jika dibandingkan emisi dari industri penerbangan dan perkapalan global.
Oleh karena itu, berangkat dari kesadaran untuk menjaga lingkungan, beberapa sosok hadir mengembangkan konsep fesyen berkelanjutan. Di Indonesia sendiri contohnya ada Chitra Subyakto yang mengembangkan brand Sejauh Mata Memandang, Denica Flesch dengan merek SukhaCitta, Novieta Tourisi yang mengembangkan Cinta Bumi Artisans, dan masih banyak lagi.
Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan fesyen berkelanjutan?
Secara sederhana, fesyen berkelanjutan adalah praktik membuat atau memilih pakaian dengan mengedepankan prinsip melindungi lingkungan. Meski dalam realitasnya tidak ada fesyen yang 100% berkelanjutan, baik pemakaian maupun jalannya bisnis dapat didesain untuk meninggalkan dampak seminimal mungkin kepada lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Lebih jauh daripada itu, tujuan dari fesyen berkelanjutan adalah menyatukan perancang, produsen, distributor, hingga konsumen guna bekerja sama mengubah suatu item pakaian diproduksi, dan dikonsumsi ke arah yang lebih baik. Kemudian, bagaimana bentuk konkretnya?
Dimulai dari produser atau desainer, mereka memilih menggunakan material ramah lingkungan, seperti bahan pakaian alami katun dan linen. Selain itu, bahan viscose atau rayon juga termasuk material yang mendukung mendukung fesyen berkelanjutan karena terbuat dari hasil regenerasi selulosa kayu akasia, eukaliptus, pinus, dan bambu. Bahan-bahan tersebut jauh lebih baik daripada material sintetis, seperti nilon dan spandex, yang lebih sulit terurai. Material sintetis tersebut juga melepaskan serat mikro saat dicuci yang bisa membahayakan lingkungan dan masyarakat.
Di samping pemilihan material alami, penggunaan bahan hasil daur ulang juga menjadi wujud nyata dari pengembangan fesyen berkelanjutan. Misalnya brand Sejauh Mata Memandang yang memanfaatkan material dasar tekstil daur ulang dari limbah pra konsumsi yang diproses menjadi bahan baru untuk berbagai produk pakaian mereka. Bahan daur ulang tersebut diolah menjadi produk slow fashion yang memiliki kualitas dan ketahanan lama.
Tidak berhenti di situ, fesyen berkelanjutan juga meliputi proses pemakaian dan perawatan oleh konsumen. Setelah memilih bahan yang ramah lingkungan, konsumen juga perlu merawatnya dengan baik, seperti dengan menggunakan detergen secukupnya. Sebab jika terlalu banyak justru bisa merusak kain. Dengan menerapkan perawatan yang baik, maka pakaian akan awet sehingga seseorang tidak akan perlu membeli baju terlalu sering.
Pada proses berikutnya, konsumen juga bisa mendaur ulang pakaian tersebut menjadi produk baru supaya sampahnya tidak mencemari lingkungan. Caranya bisa dengan memadupadankan dengan pakaian lama untuk menjadi sebuah pakaian baru atau mendesainnya ulang menjadi aksesoris tertentu.
Tips Menerapkan Fesyen Berkelanjutan
Dari penjelasan di atas, apakah kamu mulai tertarik untuk menggunakan fesyen berkelanjutan? Jika iya, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
Saat akan membeli pakaian baru, sebaiknya kamu memilih merek slow fashion. Jenis pakaian ini telah melalui proses produksi yang panjang dengan melibatkan material berkualitas tinggi sehingga pakaian yang jadi pun akan tahan lama. Singkatnya, slow fashion lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitas.
Banyak orang mengatakan “ada harga, ada rupa.” Kalimat tersebut memang ada benarnya. Untuk mendapatkan pakaian berkualitas tinggi kadang kala membuat kita harus merogoh kocek lebih dalam. Namun, itu akan lebih baik daripada kita berpikiran membeli baju dengan harga murah yang kendati kurang nyaman, kita bisa bergonta-ganti supaya terkesan memiliki banyak koleksi.
Itu adalah pemikiran yang kurang tepat. Sebab, pakaian yang terlampau murah kadang kurang nyaman dikenakan sehingga bisa memengaruhi aktivitas kita. Kita pun menjadi pikir-pikir ulang saat akan memakainya dan jika sudah tidak tahan akan berakhir menjadi tumpukan baju yang sia-sia. Sebaliknya, pakaian yang nyaman akan memberikan kesan yang baik sehingga kita akan tertarik untuk lebih sering mengenakannya.
Itulah serba-serbi mengenai fesyen berkelanjutan yang kini tengah menjadi tren di masyarakat. Dengan kesadaran menggunakan fesyen ini berarti kita sudah turut berkontribusi menjaga lingkungan dan menyelamatkan generasi berikutnya dari ancaman berbagai masalah.