Sebagai calon pengusaha baru, apa saja yang telah kamu siapkan? Mungkin kamu sudah siap dari sisi produk dan segala kebutuhan operasional lainnya. Kamu benar-benar bersemangat untuk memulai bisnis dan meraih banyak keuntungan. Namun di balik itu, sudahkah kamu merencanakan keuangan usahamu dengan baik?
Dengan perencanaan keuangan yang baik, maka kamu memiliki visi yang jelas dari usahamu. Yang terpenting arus kas usahamu juga menjadi sehat. Kamu akan mengetahui jumlah modal yang telah dikeluarkan dan berapa banyak pendapatan yang masuk. Jika keduanya tak seimbang, alias lebih banyak modal yang dikeluarkan, kamu bisa lekas mencari solusi sebelum benar-benar merugi
Dalam membuat perencanaan keuangan untuk usaha barumu, ada berbagai tips yang bisa kamu terapkan, di antaranya:
Saat pertama kali menjalankan usaha, kamu perlu menetapkan target keuangan yang akan dicapai. Target tersebut dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah keuntungan yang akan kamu dapatkan sehingga bisa kamu gunakan untuk memajukan usahamu.
Kamu bisa membagi target keuangan menjadi dua periode, jangka pendek dan panjang. Target keuangan jangka pendek biasanya berlangsung satu tahun atau kurang dari itu. Keuntungan pada periode ini biasanya digunakan untuk melunasi utang modal, menambah diversifikasi produk, dan lain sebagainya. Sementara itu, target keuangan jangka panjang biasanya berlangsung lebih dari setahun atau bahkan sampai 10 tahun. Target keuangan ini bisa kamu gunakan untuk membangun tempat usaha sendiri, seperti studio dan lainnya; mengekspor produk ke berbagai negara, dan lain sebagainya.
Dengan adanya target ini, maka bisa memacu untuk makin bersemangat dalam menjalankan usaha.
Langkah berikutnya, kamu perlu membuat budgeting atau anggaran dari usahamu. Buatlah anggaran saat akan memulai usaha, anggaran bulanan, dan juga tahunan. Kemudian, catatlah jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan dalam setiap periodenya. Setelah tahu jenisnya, kamu juga perlu membuat batas dari setiap jenis pengeluaran.
Usahakan kamu selalu bertransaksi sesuai dengan budget yang telah ditetapkan. Jangan sampai melebihi budget karena itu bisa berpotensi mengganggu kestabilan usahamu.
Setelah menetapkan target dan budgeting, peraturan pertama yang perlu kamu jalankan adalah memisahkan rekening usaha dan pribadi. Buatlah rekening khusus usaha yang berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya dana usaha. Ini akan membuat catatan keuangan menjadi lebih jelas dan optimal karena tidak tercampur dengan keperluan pribadi. Pemisahan rekening ini juga dapat membantumu untuk mengetahui kondisi nyata dari bisnismu, apakah sudah cukup stabil atau belum.
Saat usahamu mulai berjalan, jangan lupa untuk melengkapinya dengan buku kas. Siapkan buku kas usaha, baik secara manual maupun melalui beberapa aplikasi, seperti Teman Bisnis, Moota, Freshbooks, dan lain sebagainya. Buku kas umumnya berisi mengenai catatan pengeluaran berupa modal dan biaya operasional serta pendapatan harian atau per periode yang kamu dapatkan. Dengan buku tersebut kamu dapat melihat perkembangan sejauh mana usahamu, apakah sudah untung atau justru merugi.
Di samping itu, buku kas juga bisa mencatat segala aset yang kamu miliki. Pencatatan aset bertujuan untuk mengetahui jumlah yang dimiliki dan untuk memudahkanmu saat melakukan pengecekan berkala.
Terakhir, kamu perlu menyiapkan dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai pengaman saat usahamu tengah melalui masa-masa sulit. Dengan demikian, usahamu tetap bisa beroperasi sembari menunggu mendapatkan solusi untuk membalikkan keadaan.
Lantas berapa besarannya? Menurut laporan Forbes sebaiknya kamu menyimpan 10% hingga 30% dari pendapatan tahunan di bank. Dana cadangan yang terkumpul itu setidaknya akan senilai dengan pengeluaranmu selama 3 sampai 6 bulan.
Selain bank, kamu juga bisa menempatkan dana darurat di instrumen yang memiliki return lebih tinggi dan tidak berisiko, seperti reksadana pasar uang dan deposito. Cara ini juga bisa sebagai antisipasi untuk membuatmu tidak sembarangan mengambil dana darurat.
Nah, itulah lima tips perencanaan yang bisa kamu terapkan saat memulai usaha baru. Makin baik kamu merencanakan, makin besar potensi usahamu meraih keuntungan. Seperti kata founding father Amerika Serikat, Benjamin Franklin, “Ketika kamu gagal merencanakan, maka kamu merencanakan untuk gagal.